Kamis, 14 April 2011

Trip To Kajang

Posted by blueQuw On 18.16 No comments

Jumat (12/11/10) koridor Kosmik nampak ramai oleh beberapa teman-teman yang sibuk mengurus berkas beasiswa dan juga teman-teman yang tengah bersiap untuk Hunting Wisata ke Kawasan Adat Ammatoa Kec. Kajang Kab. Bulukumba. Ransel dan kamera menjadi perlengkapan yang wajib mendampingi teman-teman yang ingin menjalankan misi ke lokasi pemotretan.
Sekitar pukul 12:45 WITA rombongan Hunting Wisata berangkat menuju Bulukumba dengan Luxio M yang dikendarai oleh sdr. Opie dan diiringi oleh suara adzan yang berkumandang. Canda tawa dan suara teman-teman yang bernyanyi ala vocal group dan penyanyi kenamaan membuat keadaan di dalam mobil menjadi riuh gemuruh. Kami sempat singgah beristirahat di Pantai Bantaeng, melakukan sesi pemotretan dan membingkai indahnya warna langit saat matahari kembali ke praduannya.
Setelah menempuh perjalanan sekitar delapan jam. Rombongan Hunting tiba di rumah keluarga sdri. Kidung. Kelelahan selama perjalanan hilang seusai menyantap makanan yang dihidangkan. Ikan, mie goreng, sup jamur, sambal serta krupuk yang sungguh mengenyangkan perut.
Pukul 06:00 WITA kami telah siap menjalankan misi pemotretan. Dengan mengenakan pakaian serba hitam, kami menuju ke kawasan Adat Ammatoa. Hmm..kenapa mesti hitam-hitam ? kata Dg.Tompo (kerabat Menteri Luar Negeri Kajang) dengan menggunakan warna hitam seperti orang-orang kajang, berarti kita menghargai dan menghormati mereka.
Kami sempat bertandang ke rumah Ammatoa (Pimpinan atau Presidennya Kajang), bersilaturahmi sekaligus meminta izin kepada beliau. Sebelum masuk ke rumah Ammato, alas kaki harus di buka di depan pagar rumah Ammatoa. Setelah mendapat izin kami kemudian menelusuri daerah Kajang untuk membingkai beberapa aktivitas mereka. Kaum wanita sibuk dengan proses pewarnaan benang, pemintalan hingga pembuat kain. Sementara kaum laki-laki sibuk dengan kayu-kayu dan beberapa pekerjaan kasar lainnya. di dalam perjalanan kami diajak oleh keponakan Ammatoa bertandang dirumah warga yang ingin mengadakan prosesi pernikahan. Hidangan kue dumpi-dumpi, ruhu-ruhu, dumpi eja’ serta segelas teh mampu mengganjal perut di sore hari.
Frame tentang orang Kajang yang dibicarakan begitu berbeda dengan aslinya. Misterius dan menakutkan muncul di benak kami, namun setelah berada di Kajang stereotype tentang mereka hilang oleh sikap ramah dan terbuka mereka. Banyak pengalaman dan pembelajaran berharga. Orang Kajang begitu sederhana dan apa adanya. System pemerintahan daerah mereka yang terbagi atas 26 adat (Menteri) dengan pembagian tugas masing-masing, mengutamakan kejujuran dalam pelaksanaanya.
Dari Kajang kami menginap di rumah nenek sdra. Alam dan bertandang kerumah sdri. Evi untuk makan siang. Sepatu yang rusak, tubuh yang kelelahan, Jambu air, jagung marinir, marni (entah apa namanya..?) dan hasil pemotretan tentunya, menjadi ole-ole yang dibawa pulang kembali ke Makassar.

0 komentar:

Posting Komentar