Kamis, 14 April 2011

SEHARI DI TANAH TOA KAJANG

Posted by blueQuw On 18.19 No comments

Langit biru yang membentang di atas Kabupaten Bulukumba memberikan semangat dan energi besar bagi rombongan hunting wisata kifo-kosmik ketika melaju ke kawasan adat ammatoa Kec. Kajang Kab.Bulukumba. Ransel, kamera dan pakaian hitam menjadi perlengkapan yang wajib mendampingi kami yang ingin menjalankan misi ke lokasi pemotretan. Pakaian serba hitam yang dikenakan rombongan hunting merupakan tanda penghargaan dan persamaan kepada masyarakat kajang ungkap Dg.Tompo (kerabat Menteri Luar Negeri Kajang).
Pukul 06:00 wita kami tiba di depan gerbang pemukiman masyarakat kajang. Pohon rindang dan jalan yang berkerikil terus menemani perjalanan sejauh 1 km. kami sempat melewati mata air yang merupakan sumber kebutuhan hidup masyarakat kajang. Nampak para gadis yang duduk di sekitar sumber mata air. Gadis-gadis itu mengenakan sarung berwarna hitam, mereka mencuci, mandi dan saling melempar senyum satu sama lain. Di waktu yang sama, terlihat anak kecil mengangkat sebatang pohon yang cukup besar di atas kepalanya. Seekor kuda dengan beban di punggungnya dan sekumpulan orang yang sedang bekerja, menjadi rentetan pemandangan yang sungguh membuat indah suasana di pagi hari.
Keasyikan dalam melakukan pengamatan mengantarkan kami ketempat tujuan. Pemukiman masyarakat kajang dengan rumah panggung yang berderet rapi dan beberapa orang yang berlalu lalang dengan pakaian berwarna hitam. Sebelum meneruskan niat, terlebih dahulu kami meminta izin kepada Ammatoa (Pimpinan Kajang). Setelah mendapat izin, kami kemudian menelusuri daerah Kajang untuk membingkai beberapa aktivitas mereka. Kaum wanita sibuk dengan proses pewarnaan benang, pemintalan hingga pembuat kain. Sementara kaum laki-laki sibuk dengan kayu-kayu dan beberapa pekerjaan kasar lainnya. Di dalam perjalanan kami diajak oleh keponakan Ammatoa bertandang dirumah warga yang ingin mengadakan prosesi pernikahan. Hidangan kue dumpi-dumpi, ruhu-ruhu, dumpi eja’ serta segelas teh mampu mengganjal perut di sore hari.
Matahari ingin kembali ke praduannya, cahaya juga Nampak tak bersahabat lagi. Kami memutuskan untuk beranjak pergi meninggalkan kehangatan masyarakat kajang. Membawa pengalaman dan pembelajaran untuk penerapan pada kehidupan yang lebih bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Frame tentang orang Kajang yang dibicarakan begitu berbeda dengan aslinya. Misterius dan menakutkan awalnya muncul di benak kami, namun setelah berada di Kajang stereotype tentang mereka hilang oleh sikap ramah dan terbuka mereka. Banyak pengalaman dan pembelajaran berharga. Orang Kajang begitu sederhana dan apa adanya. Sistem pemerintahan daerah mereka yang terbagi atas 26 adat (Menteri) dengan pembagian tugas masing-masing, mengutamakan kejujuran dalam pelaksanaanya.

0 komentar:

Posting Komentar